Literasi: Dimensi yang Berbeda

 

Rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuh ini

Kaku, ketika aku mencoba menggerakkan nya

Seberkas cahaya terang terpampang jelas di depan mataku

Lama kelamaan cahaya itu membentuk siluet laki-laki

Tubuhnya bersinar terang benderang

Apakah ini surga?

Ia berjalan ke arah ku
Senyum yang menawan mengiringi langkah tegasnya
Aku masih bisa melihat bekas air mata di pipinya
Hingga akhirnya ia berdiri tepat di depan tubuhku
"aku merindukanmu"
Ia merengkuh tubuhku dengan erat
Lalu mengelus lembut rambutku yang panjang
Tubuhku menegang,aku tidak tahu apa yang harus kulakukan
"Berjanjilah padaku, untuk selalu bahagia"
Ia mengacungkan jari kelingkingnya
Perlahan tapi pasti, aku mengaitkan jari kelingking ku
Iya tersenyum lebar
"Jangan lupakan aku, aku harus pergi, waktuku hampir habis"
Matanya memancarkan kesedihan yang mendalam
Aku tak ingin ia meninggalkan ku
"Ma..mau kemana kau?" Aku mencoba berbicara padanya
Ia tersenyum dengan mata sayu nya
"Kembali ketempat yang seharusnya"
Cahaya tadi seakan menghisapnya ke atas langit
"Tunggu..!!"
"HAAAHHH" aku terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal
Bulir bening jatuh dari mataku
Aku pegang erat selimut yang membalut tubuh ku
Aku melihat nya! Ya aku melihatnya!
Bahkan aku memeluknya! 
Hatiku berbunga-bunga, senyum merekah di bibirku
"Akhirnya aku memimpikan mu,
adik kecilku yang aku rindukan.."
Ia berambut panjang yang pergi, bukan aku..

Waktuku lah yang hampir habis, bukan dia yang berambut panjang


Comments

Popular posts from this blog

Literasi: Filosofi Batik Mega Mendung

Literasi: Kedai Kopi